Kel 6 ISD Bab IX - Prasangka, Diskriminasi & Etnosentrisme

Jelaskan tentang Prasangka
Definisi klasik prasangka pertama kali diperkenalkan oleh psikolog dari Universitas Harvard, Gordon Allport, yang menulis konsep itu dalam bukunya, The Nature of Prejudice in 1954. Istilah itu berasal dari kata praejudicium, yakni pernyataan atau kesimpulan tentang sesuatu berdasarkan perasaan atau pengalaman yang dangkal terhadap seseorang atau sekelompok orang tertentu.
Lanjut Allport, “Prasangka adalah antipati berdasarkan generalisasi yang salah atau generalisasi yang tidak luwes. Antipati itu dapat dirasakan atau dinyatakan. Antipati bisa langsung ditujukan kepada kelompok atau individu dari kelompok tertentu. “Kata kunci dari definisi Allport adalah”antipati”, yang oleh Webster’s Dictionary disebut sebagai “perasaan negatif”. Allport memang sangat menekankan bahwa antipati bukan sekedar antipati pribadi, melainkan antipati kelompok.
Johnson (1986) mengatakan, prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota atau kelompok tertentu. Seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk mengambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan. Prasangka yang berbasis ras kita sebut rasisme, sedangkan yang berdasarkan etnik kita sebut etnisisme.
Menurut Jones (1986), prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara mengeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri.
Effendy (1981), sebagaimana dikutip Liliweri (2001), mengemukakan bahwa prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa- apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan atas dasar syakwasangka, tanpa menggunakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata. Karena itu, sekali prasangka itu sudah mencekam, orang tidak akan dapat berpikir objektif, dan segala apa yang dilihatnya selalu akan dinilai secara negatif.
Study Kasus:
Menurut anda boleh atau tidak setiap orang memilki sifat prasangka?

Opini :
Menurut saya prasangka itu adalah sifat yang sulit dihilangkan dari setiap manusia jadi boleh -  boleh saja jika prasangka itu ada didiri kita asalkan kita tidak boleh terlalu berprasangka yang buruk sekali terhadap orang yang tidak bersalah atau yang tidak melakukan kesalahan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kel 6 ISD Bab VIII - Ilmu Pengetahuan,Teknologi&Kemiskinan

1. Ciri-ciri manusia yang hidup dibawah garis kemiskinan :
  1. Tidak memiliki factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
  2. Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha.
  3. Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai taman SD.
  4. Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
  5. Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.

2. Fungsi – fungsi Kemiskinan
Membahas masalah kemiskinan di Indonesia terasa tak habis habisnya,dalaman setiap tahun angka kemiskinan di Indonesia terus saja bertambah,penyebabnya mulai dari pemberhentian para karyawan  karena ketidak setabilan ekonomi Indonesia pada saat ini dan bangkrutnya beberapa usahawan karena semakin banyak saingan dalam perdagangan bebas.
Kemiskinan di seluruh dunia bukan hanya sebagi bagian yang merugikan bagi bangsa itu sendri , kemiskinan juga dapat kita lihat dari kegunaannya yang dapat membuatnya menjadi salah satu tolak ukur agar bangsa dan masyarakat dapat lebih baik lagi dalam menjalankan ini semua.
Kegunaan kemiskinan bagi Negara adalah sebagi suatu indikasi bahwa Negara itu telah menjadi negra yang benar-benar maju, semakin kecil angka kemiskinan di suatu Negara , maka Negara itu patut di akui sebagi Negara yang maju, Negara maju bukan hanya di lihat dari kemajuan teknologi dari Negara itu sendiri melaikan dari bagimana Negara itu mengelola kemiskinan dengan baik sehingga angka kemiskinan dapat dikurangi terus menerus.
Kegunaan kemiskinan bagi masyarakat menurut saya adalah sebagi pengingat kita kepada sang pencipta dan sebagi suatu penentu nilai social yang baik.di zaman seperti ini banyak sekali masyarakat yang telah diberikan kelebihan materi lupa akan sekelilingnya. Dengan adanya kemiskinan mereka yang telah diberiakn kelebihan patutnya  melihat dengan hati nurani bahwa di sekelilingnya masi banyak saudara kita yang masi dalam keterpurukan sehingga bagi mereka yang mempunyai kelebihan dapat sedikit memberikan bantuan kepada mereka yang memerlukan. Namaun di zaman ini nampaknya lebih banyak masyarakat yang tidak peduli akan sekelilingnya karena telah di butakan oleh harta yang melimpah.
KEMISKINAN memang menyimpan banyak sekali dampak-dampaknya, mulai dari dampak yang positif hingga dampak yang negative, hal itu tergantung bagi mana masyarakat itu sendiri menilai kemiskinan.Kemiskinan tidak hanya identik dengan kejahatan, kesan itu timbul mungkin dari kita yang seakan kurang peduli akan  sekeliling kita.




Study Kasus :
Dari penjelasan – penjelasan yang telah ditulis, menurut anda bagaimana caranya untuk menghilangkan kemiskinan di Indonesia ini?

Opini :
Menurut saya cara memberantas kemiskinan diindonesia itu pemerintah harus lebih prihatin terhadap masyarakatnya agar tidak ada yang merasa kekurangan, lalu lebih baik lagi pemerintah membuka lapangan kerja untuk warganya yang masih belum mempunyai pekerjaan agar mereka memiliki penghasilannya sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kel 6 ISD Bab VII - Masyarakat Perkotaan & Pedesaan

1. Ciri – ciri Masyarakat Pedesaan :
  1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
  2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
  3. Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
  4. Didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya.
  5. Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
  6. Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
  7. Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya.

2. Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat In¬donesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem. Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
3. Macam – macam gejala Masyarakat Pedesaan
 Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan dengan :
a) Konflik ( Pertengkaran)
Ramalan orang kota bahwa masyarakat pedesaan adalah masyarakat yang tenang dan harmonis itu memang tidak sesuai dengan kenyataan sebab yang benar dalam masyarakat pedesaan adalah penuh masalah dan banyak ketegangan.
b) Kontraversi (pertentangan)
Pertentangan ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan (adat-istiadat), psikologi atau dalam hubungannya dengan guna-guna (black magic). Para ahli hukum adat biasanya meninjau masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.

c) Kompetisi (Persiapan)
Sesuai dengan kodratnya masyarakat pedesaan adalah manusia-manusia yang mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasanya yang antara lain mempunyai saingan dengan manifestasi sebagai sifat ini. Oleh karena itu maka wujud persaingan itu bisa positif dan bisa negatif.
d) Kegiatan pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain.
Tetapi para ahli lebih untuk memberikan perangsang-perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan dan hal ini dipandang sangat perlu. Dan dijaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan untuk menghindari masa-masa kosong bekerja karena berhubungan dengan keadaan musim/iklim di Indonesia).

Study kasus :
Dari penjelasan – penjelasan diatas menurut anda apa perbedaan dari masyarakat perkotaan dan pedesaan itu sendiri ?
Opini :
Menurut saya, masyarakat perkotaan itu masyarakat dimana  dari orang – orangnya itu terkenal lebih modis/modern juga mereka lebih tahu tentang informasi – informasi yang belum tentu orang – orang dipedesaan itu tahu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kel 6 ISD Bab VI - Pelapisan Sosial & Kesamaan Derajat

1. Pengertian Massa
Massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi. Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal, berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan tidak individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah, tidak dapat bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk dirinya sendiri melainkan terdapat “dalang” di belakangnya yang berfungsi memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya bila dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut audience.

2. Ciri-ciri Massa
  1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
  2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
  3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
  4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
  5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
  6. Ada pengaruh yang dikehendaki
  7. Dalam konteks sosial terjadi saling memengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
  8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.

STUDI KASUS
Adalah sebuah desa di wilayah Malang,Jawa Timur. Desa yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tergalang dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebiasaan unik, bagaimana tidak? Di tengah musim kemarau yang sulit air, kelompok masyarakat yang berjumlah besar melakukan aksi perang nasi. Makanan pokok tersebut di bungkus kecil-kecil dengan daun dan digunakan sebagai amunisi (senjata peluru). Mereka terbagi dalam dua kelompok besar dan saling melempar nasi sebagai bagian dari rasa syukur datangnya masa panen. Kebiasaan tersebut jelas mubazir dan kurang mendidik tetapi, Mengapa masih dilestarikan hingga kini ??
Opini :
Menurut saya mungkin itu karena mereka ingin masih membudidayakan tradisi mereka yang mensyukuri datangnya masa panen, dengan melakukan tradisi tersebut berarti mereka masih menghormati tradisi yang ada dalam desa tersebut. Karna itu mereka masih melestarikannnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS